Far-UVC berhasil non-aktifkan virus H1N1

Dosis far-UVC yang digunakan untuk mematikan virus sangat rendah yakni dengan
2mJ/cm2 dari 222 nm cahaya dapat mematikan lebih dari 95 persen virus influenza
H1N1 di udara. Cahaya UVC dosis rendah, kata penulis, dengan dosis yang sangat
rendah di lokasi ruang publik dalam ruangan adalah cara yang menjanjikan untuk
mengnonaktifkan virus.
Secara selektif, sinar UV dapat menonaktifkan mikroorganisme, tetapi tidak memberi
kerusakan biologis pada sel dan jaringan mamalia yang terpapar. Pendekatan ini
didasarkan pada prinsip biofisik dalam sinar far-UVC yang dapat melintasi dan
menonaktifkan bakteri dan virus yang biasanya berukuran mikrometer atau lebih kecil.
Peneliti mengklaim keuntungan utama dari pendekatan berbasis UVC, yang sangat
kontras dengan pendekatan vaksinasi, adalah bahwa sinar UV ini cenderung efektif
terhadap semua mikroba di udara.
Penggunaan lampu UVC di lokasi publik dapat mewakili metodologi yang aman dan
efisien untuk membatasi transmisi dan penyebaran penyakit mikroba yang dimediasi
udara melalui udara. Lokasi umum seperti rumah sakit, kantor dokter, sekolah, bandara
dan pesawat terbang dapat membantu membatasi epidemi influenza musiman,
penularan TBC, serta pandemi besar. Salah satunya kemungkinan untuk menerapkan
sinar Far-UVC pada upaya pengurangan dampak penularan infeksi virus corona baru
yang menyebabkan Covid-19.